fbpx

SKPN Tambahan?

KONON kabarnya ada Wajib Pajak yang mengajukan SKB ke salah satu kantor pajak. Salah satu lampiran untuk mendapatkan SKB tersebut, si Wajib Pajak melampirkan Laporan Keuangan yang sudah di audit (audited).

 

Kebetulan Wajib Pajak tersebut sudah diperiksa dan telah diterbitkan SKPN dengan rugi [misalnya] 100 milyar rupiah.

Tetapi pada Laporan Keuangan yang telah diaudit ternyata Wajib Pajak tersebut mengalami kerugian HANYA [misalnya] 20 milyar rupiah saja.

Kemudian kantor pajak tersebut merasa mendapat DATA BARU.

Berdasarkan data baru [novum] tersebut, kemudian kantor pajak mengusulkan pemeriksaan ulang ke Dirjen Pajak.

Untuk melakukan pemeriksaan ulang memang harus ada novum dan persetujuan Dirjen Pajak.

Kemudian timbul pertanyaan :
[1] Apa produk hasil pemeriksaan ulang?


[2] Berdasarkan novum, bahwa Wajib Pajak tetap mengalami kerugian walaupun ruginya jauh lebih kecil.

Ada koreksi positif 80 milyar, tapi Wajib Pajak tetap rugi fiskal. Artinya tidak ada PPh terutang atau PPh kurang bayar.

Hasil pemeriksaan ulang tetap tidak kurang bayar. Jika demikian, produk hukum harus SKPN. Adakah produk hukum berupa SKP Nihil Tambahan?

Jawabannya tetap SKPN

 
Tulisan ini adalah salinan dari tulisan di pajaktaxes.blogspot.com
 

 

people playing flutes
Photo by Kamil Kalkan on Pexels.com

Author: Raden Agus Suparman

Pegawai DJP sejak 1993 sampai Maret 2022. Konsultan Pajak sejak April 2022. Alumni magister administrasi dan kebijakan perpajakan angkatan VI FISIP Universitas Indonesia. Perlu konsultasi? Sila kirim email ke kontak@aguspajak.com atau klik https://aguspajak.com/konsultasi/ atau melalui aplikasi chatting yang tersedia. Terima kasih sudah membaca tulisan saya di aguspajak.com Semoga aguspajak menjadi rujukan pengetahuan perpajakan.

2 thoughts on “SKPN Tambahan?”

  1. Iya, Pak…
    Setau saya SKPKB, SKPLB, sama SKPN itu setara…
    Kalo mao diterbitin SKP lagi setelah terbit SKPKB, SKPLB, atau SKPN, ya itu mesti SKPKBT…
    Bener ga, Pak?

    Tapi nanti dulu deh, Pak…
    Kalo misalkan awalnya terbit SKPLB, terus ada novum yang ngebikin LB-nya lebih besar, itu apakah akan diterbitkan SKPLB lagi (SKPLB tambahan)??

    Kalo memang ada SKPLB tambahan, mengapa tak ada SKPN tambahan?

    Kalo SKPKB kan sudah jelas…
    Kalo awalnya terbit SKPKB, terus KB-nya nambah setelah ada novum, akan diterbitkan SKPKBT (SKPKB Tambahan)…

    Bagaimana ini sebenarnya, Pak?

Comments are closed.

%d blogger menyukai ini: